Diskusi Publik: Bangkit Bersama Membangun Peradaban Antikorupsi
Sekolah Tinggi Ilmu Al Qur’an Wali Songo Situbondo mengadakan diskusi Publik pembarantasan korupsi Sabtu 20 Juli 2019 dengan tema “Bangkit Bersama Membangun Peradaban Antikorupsi”. Acara yang dihadiri sekitar 400 mahasiswa dan pengurus Pondok Pesantren itu di tempatkan di lantai 2 Aula Mini Kantor Pusat Pondok Pesantren Wali Songo Situbondo.
Dalam pengantar singkatnya Bapak Yudi Hartono sebagai moderator acara itu menyampaikan bagaimana Wali Songo Situbondo menggunakan gabungan sistem manajemen Tradisionalis-Modern yaitu sebuah sistem manajeman yang menggabungkan sistem pembelajaran tardisionalis seperti sorogan dan diasuh langung pengasuh pondok pesantren serta sistem pembelajaran modern seperti pendidikan formal dari semua tingkatan. “jadi, Pak Rofie jangan heran kalau mahasiswa STIQ Wali Songo pakek sarung dan tampilannya sedikit berbeda dengan mahasiswa di luar sana, tapi Insyaallah kapasitas dan integritasnya sama atau bahkan lebih dari mereka” tandasnya, diiringi tepu tangan para peserta
Hadir pada itu bapak Budi Santoso sebagai Penasehat KPK mengajak semua mahasiswa menggunakan analogi kritis terhadap sejarah Tembok Besar Cina dan gedung-gedung kota Makkah yang disebut-sebut sebagai bangunan buatan manusia yang terlihat dari ruang angkasa. Beliau sedikit bercerita bagaimana tembok besar Cina yang memiliki panjang keseluruhan 8.850 km itu dengan kokohnya melindungi wilayah kekaisaran Cina dari serangan bangsa nomad di utara. Namun seiring berjalannya waktu tembok ini berhasil dibobol karena ulah penjaganya yang disuap pihak musuh. Analogi kritis tersebut membuka cakrawala pemikiran mahasiswa dan segenap sivitas akademik STIQ Wali Songo bagaiman pentingnya Integritas yang harus dibangun dalam setiap pribadi masyarakat Indonesia.
Lebih lanjut beliau menjelaskan bagaimana korupsi dilakukan oleh semua profesi dan latar belakang yang berbeda. Upaya-upaya pencegahan korupsi menurut beliau dilakukan dengan melibatkan seluruh elemen bangsa sesuai dengan kedudukan dan kapasitasnya masing-masing. Peran serta elemen bangsa dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, misalnya kalau mahasiswa tidak bolos kuliah dan tidak nyontek saat ujian, melaporkan dugaan tindak pidana korupsi, memantau layanan publik, melaporkan penerimaan gratifikasi (aparatur sipil negara), membangun sistem dan manajemen antikorupsi, atau melakukan kampanye dan pendidikan antikorupsi.
Senada dengan Penasehat KPK, Bapak Rofie Haryanto Ketua Tim Masyarakat Sipil KPK yang berindak sebagai narasumber mengajak keterlibatan masyarakat dalam gerakan pemberantasan korupsi, KPK akan menyelenggarakan Program Kampanye Antikorupsi yang merupakan serangkaian kegiatan penyadaran publik dan peningkatan partisipasi publik yang mendorong bentuk berupa aksi kolektif dan berkolaborasi karena pada dasarnya KPK tidak akan mampu menangani Korupsi sendirian tanpa andil masyarakat. Mahasiswa sangat.
Mahasiswa sangat antusias bahkan dalam sesi peratanyaan saling berebutan untuk mengajukan pertanyaan. Yang lebih disoroti oleh peserta terkait korupsi yang dilakukan Korporasi yang seakan belum tersentuh padahal dampak dan kerugiannya sangat besar. Disamping itu, ada pertanyaan penggunaan anggaran dalam sebuah kegiatan yang sisanya digunakan untuk kegiatan yang lebih baik dan tepat guna.